Barito Kuala, 3 Agustus 2025, derapjurnalis.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjari dari Kelompok 31 dan 32 yang ditempatkan di Desa Tabunganen Muara, Kabupaten Barito Kuala, memperkenalkan inovasi sederhana namun berdampak melalui program kerja bertajuk Pemanfaatan Cocopeat atau Serbuk Sabut Kelapa sebagai Media Tanam Ramah Lingkungan.
Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sabut kelapa yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal oleh Warga Desa. Cocopeat, atau serbuk halus dari sabut kelapa, dikenal sebagai media tanam yang sangat baik karena memiliki daya serap air tinggi, ramah lingkungan, dan dapat memperbaiki struktur tanah.
Dalam pelaksanaannya, Mahasiswa KKN menggelar pelatihan singkat kepada Warga dan Kelompok Tani tentang proses pembuatan cocopeat, mulai dari pemilahan sabut kelapa, pencacahan manual, pencucian, pengeringan, hingga pengemasan sederhana. Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari warga, terutama Para Petani dan Ibu Rumah Tangga yang selama ini hanya membuang sabut kelapa sebagai sampah organik.
“Di Desa ini kelapa sangat melimpah, tetapi sabutnya sering dianggap limbah. Dengan pelatihan ini, Kami ingin memberi alternatif pemanfaatan yang bisa berdampak ekonomi dan lingkungan,” ujar Shopi Maulida Ketua Kelompok 31, selaku Ketua Pelaksana Program.
Dosen Pendamping Lapangan (DPL), Sanjaya Mura, M.Pd., menilai program ini sangat relevan dengan potensi lokal Desa. “Mahasiswa tidak hanya hadir mengabdi, tetapi juga membawa solusi berbasis potensi Desa. Inovasi cocopeat ini sederhana namun aplikatif dan berpotensi membuka peluang usaha kecil bagi warga,” ujarnya. Lebih lanjut Sanjaya menjelaskan terkait program kerja kelompok 31 yaitu Cocopeat sedangkan Kelompok 32 Bioponik.
Warga juga mengapresiasi kegiatan ini dan berharap ke depannya dapat dikembangkan lebih lanjut. Salah satu Warga, Desa Tabunganen Muara, menyampaikan, “Biasanya sabut kelapa Kami buang atau dibakar. Sekarang kami tahu bisa dijadikan media tanam yang bagus. Bahkan bisa dijual kalau diolah dengan benar.”
Dengan program ini, kelompok KKN 31 dan 32 tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga meninggalkan warisan keterampilan yang dapat diteruskan Warga secara mandiri. Inovasi cocopeat diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pemanfaatan limbah lokal menjadi produk bernilai tambah.