Bangkit dari Masa Sulit, Bank Kalsel Tunjukkan Wajah Baru Kebanggaan Banua

MEDIA Gathering Bank Kalsel bersama awak media di Bali.|foto : istimewa

DENPASAR – Beberapa tahun lalu, nama Bank Kalsel sempat diuji oleh masa-masa penuh tantangan. Di tengah tekanan ekonomi dan penyesuaian regulasi, bank daerah kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan itu harus berjuang keras menjaga stabilitas dan kepercayaan nasabahnya.

Namun kini, lembar baru telah dimulai. Bank Kalsel tampil dengan wajah segar, kinerja cemerlang, dan semangat baru yang menyala. Hingga Triwulan III Tahun 2025, bank ini berhasil menembus modal inti Rp 3,8 triliun, melewati ambang batas Modal Inti Minimum (MIM) yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bagi Mitra Damayanti, Direktur Kepatuhan Bank Kalsel, capaian itu bukan hanya deretan angka di atas kertas.

“Alhamdulillah, Bank Kalsel berhasil keluar dari masa kritis sejak 2024. Ini hasil dari kerja keras bersama, doa, dan dukungan semua pihak, termasuk media yang terus membersamai kami,” ujarnya dengan mata berbinar.

Ia menuturkan, keberhasilan itu adalah simbol dari kekompakan dan kepercayaan. “Kami ingin tumbuh bukan hanya untuk bank ini, tapi untuk Banua — agar ekonomi masyarakat bergerak, terutama sektor UMKM yang jadi tulang punggung daerah,” tambahnya.

Perjalanan menuju titik ini tidaklah mudah. Bank Kalsel harus melakukan perombakan besar-besaran, memperkuat permodalan, dan menata ulang arah bisnisnya. Namun hasilnya kini mulai terlihat jelas.

Aset Bank Kalsel melonjak menjadi Rp 35,36 triliun per Oktober 2025, naik drastis dibanding Rp 26,66 triliun pada 2024. Pertumbuhan itu bahkan melampaui rata-rata perbankan nasional.

Kepala Divisi Perencanaan dan Kinerja Bank Kalsel, Deddy Setiawan, menyebutkan bahwa momentum ini adalah hasil dari keberanian bertransformasi.

“Kami belajar dari masa lalu. Kini Bank Kalsel bukan hanya lebih kuat, tapi juga lebih adaptif terhadap kebutuhan zaman,” katanya.

Dalam upaya memperluas layanan, Bank Kalsel membuka empat Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS) baru di Tanjung, Rantau, Marabahan, dan Kotabaru. Langkah itu menjadi bukti nyata komitmen Bank Kalsel untuk menghadirkan layanan keuangan berbasis syariah yang adil, transparan, dan berkah.

Tak berhenti di situ, transformasi digital juga digalakkan besar-besaran. Sebanyak 161 mesin ATM kini menjadi Cash Recycle Machine (CRM), dan layanan Smart Branch System (SBS) modern dihadirkan agar nasabah bisa menikmati kemudahan transaksi.

Sementara jaringan 592 agen ADINK kini menjangkau hingga pelosok pedesaan, memastikan masyarakat Kalimantan Selatan tak lagi jauh dari layanan perbankan.

“Kami ingin setiap warga Banua merasa memiliki Bank Kalsel. Kami tumbuh bersama mereka,” tutur Deddy.

Kini, Bank Kalsel bukan hanya sekadar lembaga keuangan daerah. Ia telah menjelma menjadi simbol ketangguhan dan kebangkitan ekonomi Banua — bank yang lahir dari perjuangan, ditempa oleh masa sulit, dan kini berdiri sebagai motor penggerak ekonomi rakyat.

Di tengah semangat transformasi dan kolaborasi, Bank Kalsel membuktikan bahwa kebanggaan daerah tidak dibangun dalam semalam — tapi lahir dari keberanian untuk bangkit, berbenah, dan terus melangkah.[martino]
Lebih baru Lebih lama