“Resiliensi Ekonomi Kalsel; Tetap Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Global”u
Banjarmasin, 24 Juni 2025, derap jurnalis.com
Perekonomian Regional Kalsel: “Ekonomi Kalsel Tumbuh Solid, Sektor Tambang dan Konsumsi Jadi Penopang”
Di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, perekonomian Kalimantan Selatan berhasil menunjukkan ketahanan dan capaian positif. Ketegangan geopolitik yang belum mereda, kelanjutan perang tarif antara negara-negara besar, serta perlambatan ekonomi global menjadi tantangan tersendiri bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Namun, di tengah kondisi tersebut, Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 4,81% (yoy) pada Triwulan I tahun 2025.
Pertumbuhan ini mencerminkan resiliensi ekonomi daerah dalam merespons dinamika eksternal, sekaligus menunjukkan keberhasilan menjaga stabilitas dan mendorong aktivitas ekonomi domestik. Sektor Pertambangan dan Penggalian menjadi motor utama penggerak pertumbuhan dengan kontribusi sebesar 28,33% terhadap total PDRB. Peran strategis sektor ini tetap dominan, terutama dalam mendukung ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen terbesar dalam struktur PDRB Kalimantan Selatan, dengan kontribusi sebesar 48,55%. Tingginya peran konsumsi ini mencerminkan daya beli masyarakat yang relatif terjaga serta optimisme terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Neraca Perdagangan mei 2025 tercatat mengalami surplus sebesar US$794,49 juta. Namun surplus tersebut mengalami penurunan. Penurunan neraca perdagangan pada Mei 2025 secara bulanan disebabkan oleh peningkatan nilai impor yang cukup signifikan sebesar 56,85% mtm, sedangkan nilai ekspor justru mengalami kontraksi tipis sebesar minus 1,73,% mtm. Turunnya devisa ekspor pada Mei disebabkan oleh turunnya volume ekspor komoditas batubara (HS2701) dan lignit (HS2702). Dari sisi devisa impor justru mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikkan impor kapal pengangkut (HS8901) pada bulan Mei 2025.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Kalimantan Selatan pada awal tahun 2025 menunjukkan arah pemulihan yang menjanjikan, di tengah tekanan global yang belum sepenuhnya mereda. Dengan penguatan sektor unggulan dan daya beli masyarakat yang tetap tumbuh, Kalimantan Selatan menunjukkan kemampuan adaptasi dan daya saing yang kuat dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
KINERJA APBN
“Pendapatan Negara Terus Diupayakan Mencapai Target”
Target pendapatan APBN di Kalimantan Selatan pada tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp22,04 triliun. Sampai dengan Mei 2025, kinerja APBN dari sisi pendapatan telah terealisasi sebesar Rp4,41 triliun atau 19,99% dari target. Capaian ini mengalami kontraksi 42,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan Perpajakan mendominasi pendapatan negara. Walaupun secara keseluruhan penerimaan negara terkontraksi, penerimaan dari kepabeanan dan cukai sudah melampaui target dan tumbuh positif 224,80%.
Penjelasan lebih rinci untuk pendapatan negara terdiri dari tiga jenis penerimaan. Pertama, Penerimaan Perpajakan, yang dirinci kedalam beberapa jenis yaitu Penerimaan PPh Non Migas sebesar Rp3,18 triliun, mengalami kontraksi sebesar 18,27%, karena pembayaran tukin POLRI dan sertifikasi guru dilakukan secara terpusat sehingga setoran PPh Pasal 21 beralih ke Jakarta. Selain itu penurunan dari sektor Administrasi Pemerintahan sebesar minus 19,78% disebabkan oleh turunnya pagu anggaran 2025 dan kebijakan efisiensi. Kemudian penerimaan PBB sebesar Rp43,26 miliar, mengalami kontraksi sebesar 80,69%. Kontraksi di penerimaan PBB ini dikarenakan WP yang melakukan pembayaran selain tahun berjalan mengalami penurunan. Selain itu, ada penerimaan PPN dan PPn BM sebesar minus Rp278,19 miliar, mengalami kontraksi sebesar 111,24%, karena restitusi yang meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Dan yang terakhir ada penerimaan dari Pajak Lainnya sebesar Rp355,76 miliar, tumbuh sebesar 8.753,76% dari penerimaan tahun lalu.
Kedua, penerimaan Kepabeanan dan Cukai direalisasikan sebesar Rp406,51 M. Penerimaan Bea dan Cukai ditopang oleh Bea Keluar sebesar 94,99% dari total penerimaan. Penerimaan Lainnya yang dipungut oleh DJBC sebesar Rp2.175,3 M. Salah satu komponen penerimaan lainnya antara lain pada Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) terealisasi Rp964,10 M terdiri dari PPh Impor Rp179,4 M dan PPN Impor Rp784,7 M.
Ketiga, Realisasi PNBP sebesar Rp697,13 miliar, mengalami kontraksi 12,57%. Terdiri dari Pendapatan BLU Rp187,84 miliar, tumbuh 5,12%, sementara PNBP Lainnya sebesar Rp509,29 miliar, terkontraksi 17,68%. PNBP yang dikelola oleh DJKN antara lain PNBP Aset, Piutang Negara, dan Lelang dengan total kontribusi terhadap pendapatan negara sebesar Rp11,97 miliar.
“Realisasi Belanja Negara: Efisiensi Anggaran, Manfaat Maksimal”
Dari sisi belanja negara, dari pagu sebesar Rp38,09 triliun, telah terealisasi sebesar Rp13,36 triliun atau 35,07% dari pagu. Realisasi belanja negara tersebut terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp2,56 triliun atau 25,10% dari Rp10,2 triliun, sedangkan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) terealisasi sebesar Rp10,80 triliun atau 38,71%.
Pada tahun 2025, pagu untuk belanja APBN di Kalsel menurun 8,62%. Penurunan pagu tersebut turut berkontribusi pada melambatnya pertumbuhan belanja APBN di Kalsel s.d. Mei 2025. Jenis Belanja TKD masih mendominasi struktur belanja APBN di Kalsel dengan kontribusi 80,85% dari total belanja APBN. Di tengah implementasi kebijakan efisiensi anggaran, kinerja penyerapan belanja APBN terus dijaga agar terus memberi dampak positif bagi perekonomian Kalsel.
Adapun detail rincian realisasi BPP terdiri dari, pertama, realisasi Belanja Pegawai s.d. Mei 2025 sebesar Rp1,72 triliun atau 43,56%. Realisasi ini meningkat dari 2024 dipengaruhi oleh rapelan TPG Non PNS pada Kemenag & LLDIKTI, kenaikan gaji pokok pegawai, dan peningkatan jumlah PPPK. Secara agregat, belanja gaji dan tunjangan naik 4,30% (yoy) dan belanja tunkin naik 3,18% (yoy), honor serta lembur naik 4,61% yoy.
Kedua, realisasi Belanja Barang sebesar Rp0,71 triliun atau 14,52%, menurun dari 2024 dipengaruhi oleh adanya efisiensi belanja, dan belum adanya realisasi dari satker pagu terbesar (Rp1,3 triliun) untuk program swasembada pangan. Penurunan belanja terutama pada belanja Barang Non Operasional, belanja Perjalanan Dinas, dan Belanja Barang Jasa.
Ketiga, realisasi Belanja Modal sebesar Rp0,12 triliun atau 9,14%, menurun dari 2024 dipengaruhi oleh adanya efisiensi belanja. Penurunan belanja Terutama pada Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan, Belanja Modal Peralatan dan Mesin, serta Belanja Modal Fisik Lainnya.
Sedangkan realisasi pembayaran Gaji ke-13 bagi ASN pusat sebesar Rp227,41 miliar yang disalurkan kepada 56.744 pegawai. Pembayaran tersebut dilakukan menjelang tahun ajaran baru, untuk membantu biaya pendidikan keluarga ASN dan pensiunan.
KINERJA TKD: Dana Desa Tahap II sudah mulai salur, Tanah bumbu jadi yang pertama salur”
Sampai 31 Mei 2025, TKD sudah tersalurkan sebesar Rp10,80 triliun atau 38,71% dari Pagu sebesar Rp27,9 triliun. Dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, penyaluran TKD secara growth mengalami penurunan 7,18%. Hal ini karena penurunan cukup signifikan pagu DBH yang menjadi mayoritas alokasi TKD Pemda di Kalsel. Berdasarkan kinerja persentasinya , kinerja penyaluran tertinggi ada pada Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 42,07% dari pagu. Sedangkan kinerja penyaluran terendah ada pada Kabupaten Kotabaru sebesar 36,26% dari pagu. Penyaluran Dana Desa Tahap Pertama sudah salur semuanya. Ini mengindikasikan bahwa dana desa bisa menjadikan kebermanfaatan bagi masyarakat desa di Kalimantan Selatan. Dana Desa tahap dua sudah mulai salur, Kab Tanah Bumbu menjadi yang pertama menyalurkan di Kalsel.
KINERJA APBD
“PAD Kalsel Merangkak Naik, Transfer Pusat Masih Jadi Penopang Utama”
Kinerja APBD Regional Kalimantan Selatan di Bulan Mei 2025 adalah sebagai berikut: untuk realisasi pendapatan daerah mencapai Rp14,02 triliun atau sekitar 33,55% dari target, terkontraksi sebesar 15,68% jika dibandingkan tahun lalu. Rincian dari pendapatan daerah yaitu untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp3,43 triliun atau 40,62%, Pendapatan Dana Transfer Rp10,35 triliun atau 31,63%, dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar Rp248,46 miliar atau 38,62%. Kinerja PAD Kalsel mengalami peningkatan 10,59% yoy.
Komponen pendapatan yang mendominasi struktur Pendapatan Daerah adalah Pendapatan Transfer sebesar Rp10.35 triliun (kontribusi 73,78%) dengan capaian 31,63% dari target yang diharapkan.
Sementara porsi Pendapatan Asli Daerah 24,45% dari total Pendapatan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah sebesar 1,77%. Sampai dengan Mei 2025, seluruh Pemda telah mencatatkan pendapatan dengan persentase capaian tertinggi pada Kab. Tanah Laut sebesar 48,6% dari target. Sementara berdasarkan nominal Pemprov. Kalsel mengumpulkan pendapatan tertinggi sebesar Rp3.940,84 M.
Realisasi belanja APBD tercatat sebesar Rp10,27 triliun atau 21,68% dari total pagu anggaran.
Rincian dari belanja daerah tersebut terdiri atas Belanja Operasi sebesar Rp7,10 triliun, Belanja Modal sebesar Rp592,22 miliar, Belanja Tidak Terduga sebesar Rp4,80 miliar, dan Belanja Transfer sebesar Rp2,57 triliun.
Kinerja Belanja APBD mengalami kontraksi 17,61% yoy, yang dikontribusikan oleh menurunnya realisasi pada seluruh jenis belanja. Belanja Modal mengalami kontraksi paling signifikan sebesar 68,21%, sementara belanja operasi, juga mengalami kontraksi masing-masing sebesar 12,01%. Belanja modal adalah kunci pembangunan daerah, diharapkan realisasinya dapat dipercepat agar manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat.
Sampai dengan Mei 2025, seluruh Pemda di Kalsel telah telah merealisasikan belanja dengan capaian persentase belanja tertinggi pada Kabupaten Barito Kuala sebesar 29,3% dari pagu. Berdasarkan nominal belanja, Pemprov Kalsel merealisasikan belanja dengan nominal tertinggi diantara Pemda lain sebesar Rp3.01 triliun.
KINERJA KUR dan UMi:
“Penyaluran KUR dan Pembiayaan UMi Dukung Pemberdayaan UMKM”
Realisasi penyaluran KUR sebesar Rp2,1 triliun kepada 35.811 debitur atau 36,96% dari target Rp5,69 T. KUR telah disalurkan oleh 10 Bank Penyalur dan 1 LKBB. KUR disalurkan secara Konvensional sebesar Rp2,02 triliun (96,24%) dan Syariah Rp79 miliar (3,76%). Bila dilihat dari Persentase Realisasi Penyaluran KUR terhadap Target, Kinerja penyaluran KUR di Kalsel menempati Peringkat ke 26 Nasional dan peringkat ke-4 di regional Kalimantan.
Kota Banjarmasin merupakan kota dengan penyaluran KUR tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp444,39 miliar yang disalurkan kepada 6.227 debitur. BRI merupakan Bank/LKBB dengan penyaluran KUR tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp1,47 triliun yang disalurkan kepada 30.310 debitur.
Penyaluran pembiayaan UMi terealisasi sebesar Rp12,83 miliar kepada 2.572 debitur. Penyaluran UMi secara kumulatif mengalami penurunan sebesar 82,53% (yoy). UMi disalurkan secara Konvensional sebesar Rp3,15 miliar (24,57%) dan Syariah Rp9,68 miliar (75,43%). Kinerja ini menempatkan Kalsel pada peringkat ke 24 Nasional dan peringkat ke 2 Regional Kalimantan.
Kota Banjarmasin merupakan kabupaten/kota dengan penyaluran pembiayaan UMi tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp2,72 miliar yang disalurkan kepada 489 debitur. PNM merupakan LKBB dengan penyaluran pembiayaan UMi tertinggi per Mei tahun 2025 dengan nominal sebesar Rp9,68 miliar yang disalurkan kepada 2.059 debitur.*****